Pertanyaan umat :
Setelah ibadah Jalan Salib di tempat kami,biasanya dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi didahului dgn bagian persembahan, kolekte diedarkan,(mungkin) karena waktunya yang relatif singkat, petugas baru mengantar kolekte tepat pada saat Doa Syukur Agung, menurut saya, itu sangat tidak tepat, namun Pastor yang memimpin se...olah2 membiarkan, karena sampai dengan lagu penutup tidak ada penyampaian bahwa hal tersebut tidak pada tempatnya, mohon tanggapan dari pembina group ini maupun sdr2 seiman, terima kasih...
PENDAPAT AWAM ( BP. DANIEL PANE) - yang disetujui oleh Pastor Zepto)
Tidak mengapa langsung dilanjutkan asalkan Jalan Salib tidak dianggap sebagai bagian Misa Kudus. Misalnya di beberapa tempat ada yang setelah Jalan Salib langsung mulai dengan Liturgi Ekaristi, atau di tempat lain langsung dengan Liturgi Sabda. Ini tidak tepat, keduanya tidak boleh digabungkan seperti itu.
Kalau setelah jalan salib Misa dimulai seperti biasa, itu tidak mengapa.
Kalau tidak dilanjutkan dengan Misa juga bebas-bebas saja, toh paginya sudah ada Misa.
PENCERAHAN DARI PASTOR ZEPTO PR.
Setuju sekali. Sesdh JS tak wajib ada misa. Tentu kalw ada misa baik jg. Tapi misa sesdh JS tak boleh di-discount dgn 'memulainya' dgn bagian persiapan persembhan (bdk. PUMR 24, 27).
Pada intinya, kegiatan apapun TIDAK BOLEH MENGGANTIKAN Liturgi Sabda.
Jadi, persoalan yg lbh penting bukan pada kolekte saja, tetapi pd tata perayaannya. Struktur pokok misa (Lit Sabda dan Lit Ekaristi) tak boleh di-discount dan di-tukarguling-kan dgn acara lain.
Penjelasan2 yg lebih normatif silakan dilacak sbgmn ditunjuk Rm. Samiran. Tks
PENDAPAT AWAM (BP. AGUS SYAWAL YUDHISTIRA) (yang disetujui oleh Pastor Yohanes Samiran SCJ)
Jalan Salib adalah devosi umat. Sebagai wujud devosi, dia berdiri sendiri di luar Liturgi. Karena itu, baik Jalan Salib, Rosario, Koronka atau devosi lain, bisa dilaksanakan SEBELUM Liturgi (Misa, jam-jam Ibadat harian) atau SESUDAH Liturgi. Bukan karena suatu keharusan, karena sebagai devosi dia berdiri sendiri, tapi umumnya karena kepraktisan (umat sudah kumpul), sebagai wujud persiapan sebelum Liturgi atau sebagai devosi syukur setelah Liturgi selesai.
Pencerahan Pastor Yohanes Samiran SCJ
Yes! Setuju untuk Agus Syawal.
Sederhananya:
Misa jangan dicampur atau diselang-selingi, bahkan oleh devosi populer sekalipun.
Kalau masih mau adalah: "devosi" setelah selesai - lalu merayakan Ekaristi. Atau Ekaristi, setelah selesai (sampai berkat) lalu dilanjurkankan dengan "devosi" (Jalan Salib, Rosario, dll).
Sharing umat :
Sharing: Selepas Ibadat Jalan Salib di hari Jumat pada masa Prapaskah disuatu gereja diteruskan dengan Ukaristi Khudus. Ada geraja yang Ekaristinya langsung masuk persembahan dan Doa Syukur Agung dst; Tetapi ada juga Gereja yang Ekaristinya mulai dari awal: Tobat, Bacaan Kitab Suci, Homili, persembahan dst. Dalam hal i...ni manakah yang lebih tepat? yang pertama atau yang kedua? Persoalannya, dalam Ibadat Jalan Salib sudah begitu banyak renungan dan beberapa kutipan kitab suci. Dengan adanya bacaan kitab suci dan homili, serasa renungan dalam jalan salib jadi hilang/raib terhapus oleh homili yang kadang tidak nyambung dengan rengungan jalan salib.
PENDAPAT DARI SEORANG UMAT (BP. Onggo Lukito)
PUMR 28. Misa terdiri atas dua bagian, yakni Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi. Keduanya berhubungan begitu erat satu sama lain, sehingga merupakan satu tindak ibadat. Sebab dalam Misa Sabda Allah dihidangkan untuk menjadi pengajaran bagi orang-orang beriman, dan Tubuh Kristus dihidangkan untuk menjadi makanan bagi mereka. Di samping itu, ada Ritus Pembuka dan Ritus Penutup.
PUMR 46. Ritus Pembuka meliputi bagian-bagian yang mendahului Liturgi Sabda, yaitu perarakan masuk, salam, kata pengantar, pernyataan tobat, Tuhan Kasihanilah, Kemuliaan, dan doa pembuka; semua bagian ini memiliki ciri khas sebagai pembuka, pengantar, dan persiapan.
Tujuan semua bagian itu ialah mempersatukan umat yang berhimpun dan mempersiapkan mereka, supaya dapat mendengarkan sabda Allah dengan penuh perhatian dan merayakan Ekaristi dengan layak.... See More
Seturut kaidah buku-buku liturgis, Ritus Pembuka dihilangkan atau dilaksanakan secara khusus, kalau Misa di dahului perayaan lain.
====================================
Alinea terakhir mengatakan Ritus Pembuka dihilangkan kalau misa didahului perayaan lain (ie. Ibadat Jalan Salib). beberapa tahun lalu di paroki kami pernah seperti ini, setelah jalan salib langsung disambung dengan liturgi sabda.
Seturut PUMR 28 setiap misa harus ada Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi.
Kalau di KAJ dari informasi yang saya dapat, setelah Jalan Salib, misa dimulai dari awal.
PENCERAHAN DARI PASTOR BERNARD RAHAWARIN PR:
Terima kasih pak Lukito. Anda telah membantu memberi penjelasan yg benar dg cara yg sederhana. Liturgi Misa terdiri dari perayaan Sabda dan perayaan Ekaristi, dan kita tidak bisa menggantikan salah satu bagian dengan hal yang lain.
Blog ini adalah backup dokumen fanpage facebook SEPUTAR LITURGI DAN PERAYAAN EKARISTI GEREJA KATOLIK INDONESIA. Disediakan fasilitas "tag" untuk memudahkan pencarian topik tertentu
Label
adorasi
(1)
akolit
(1)
altar
(5)
ambo
(2)
anak-anak
(1)
awam
(1)
bahasa latin
(4)
bapa kami
(1)
berlutut
(1)
buku
(6)
busana liturgi
(2)
cuci tangan
(1)
devosi
(3)
diakon
(1)
dialog
(2)
dirigen
(1)
doa damai
(1)
doa syukur agung
(1)
doa umat
(1)
fotografer
(1)
graduale romanum
(1)
gregorian
(2)
hari raya
(1)
hosti
(1)
imam
(1)
intensi misa
(1)
istilah
(1)
jalan salib
(3)
jumat agung
(1)
jumat pertama
(1)
kalender liturgi
(4)
kamis putih
(1)
karismatik
(1)
kesaksian
(1)
kisah sengsara
(1)
kolekte
(2)
komuni
(3)
komuni dua rupa
(2)
koor
(1)
kyriale
(2)
laetare
(1)
lagu pembuka
(1)
lamentasi
(1)
lectionarium
(1)
lektor
(2)
litani para kudus
(1)
liturgi ekaristi
(2)
liturgi perkawinan
(1)
liturgi sabda
(8)
makna liturgi
(1)
malam natal
(1)
malam paskah
(1)
mazmur tanggapan
(1)
mimbar
(1)
minggu palma
(1)
misa anak
(1)
misdinar
(1)
missale romanum
(2)
musik liturgi
(6)
natal
(1)
orang kudus
(1)
ordinarium
(2)
organ
(1)
organis
(1)
paduan suara
(3)
pakaian misa
(1)
pantang
(1)
panti imam
(6)
partisipasi aktif
(1)
paskah
(1)
passio
(1)
pedupaan
(1)
pekan suci
(3)
pelayan sakramen
(1)
penghormatan salib
(1)
penyembahan
(1)
perarakan persembahan
(1)
perecikan air suci
(1)
perkawinan
(1)
perkawinan campur
(1)
perlengkapan
(5)
persiapan persembahan
(2)
pesta
(1)
petugas liturgi
(6)
prapaskah
(5)
prodiakon
(3)
proprium
(2)
prostratio
(1)
puasa
(1)
putra altar
(1)
ratapan
(1)
ritus pembuka
(3)
rubrik
(1)
saat hening
(1)
sakramen
(2)
sakramen minyak suci
(1)
sakramen orang sakit
(1)
sakramentali
(1)
salam
(2)
salam damai
(1)
salib
(2)
sanctus
(1)
sekuensia
(1)
selebran
(1)
tabernakel
(1)
tanda salib
(1)
tarian
(1)
tata gerak
(7)
teknologi
(1)
teks misa
(1)
terjemahan
(6)
tiarap
(1)
TPE 2005
(5)
tridentine
(2)
trihari suci
(1)
turibulum
(1)
ujud
(1)
vesper
(1)
Menurut saya JS adalah suatu devosi untuk lebih menghayati kisah sengsara Yesus, sedangkan Misa punya wujud lain, dan setahu saya Misa sudah ada aturan baku, dan maaf kami juga sering mengadakan Misa dengan komunitas Karismatik, lagu dan aturan misa sesuai dengan aturan misa biasa, cuma saat lagu pembuka dan penutup menggunakan lagu karismatik, walau sebelumnya kami melakukan persekutuan Doa, tapi misa tetap sesuai aturan, padahal di PD sudah ada firman, tapi bagian lirturgi Sabda dalam misa tidak bisa kami hilangkan....jadi menurut saya JS bukan suatu alasan untuk memotong aturan baku misa...Terima Kasih, Tuhan memberkati
BalasHapus